Bagikan

Berikut ini ringkasan dari Inspirational Talk 2024 oleh Prof Purnomo Yusgiantoro TM70

  • Capailah pendidikan setinggi mungkin agar tidak bergantung pada orang lain. Meskipun dimulai dengan teknik perminyakan, dalam perjalanan dan perkembangan zaman semakin multidisiplin dari bidang teknik hingga ekonomi serta politik.
  • Pak Purnomo aktif di Persatuan Catur Mahasiswa ITB dan belajar melalui prinsip simulasi opsi atau langkah terbaik dalam pengambilan keputusan.
  • Perjalanan meniti karir (Ing Madyo Mangun Karso): Setelah lulus dari TM ITB, bergabung pada BESSINDO – Inca Oil Company. Kemudian meninggalkan zona nyaman untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di AS dengan biaya mandiri. Kembali ke Indonesia pada tahun 1989 untuk mengabdi.
  • Era Presiden Soeharto dan Habibie (1992-1998), mengikuti KRA 24 Lemhannas (1992) dan mendapatkan penghargaan Bintang Wibawa Seroja Nugraha. Menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Pertambangan dan Energi, Gubernur OPEC di Austria, hingga Ketua Tim Panas Bumi Nasional.
  • Perjalanan Puncak Karir (Ing Ngarso Sung Tulodo) (2000-2014) pada era Presiden Gus Dur, Megawati Soekarno Putri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Menjabat sebagai Menteri ESDM (Sekjen OPEC & Presiden OPEC) dan Menteri Pertahanan.
  • Pengabdian Tiada Henti (Tut Wuri Handayani): Kembali aktif mengajar di ITB, UNHAN, dan UI sejak 2009, serta membentuk Purnomo Yusgiantoro Center (PYC).
  • (2019 – Sekarang) Menjadi Senior Advisor Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Istana Negara dan melanjutkan pengabdian mengajar di berbagai universitas.
  • Sebelum menjadi pemimpin di tingkat lebih tinggi, kita harus mampu memimpin diri sendiri. Setelah dapat memimpin diri sendiri, kemudian menjadi pemimpin di organisasi yang lebih besar.
  • Permasalahan birokrasi di Indonesia salah satunya adalah keputusan pada tingkat paling atas semakin kabur sampai tingkat terendah.
  • Terdapat perbedaan antara pemimpin dan manajer. Pemimpin, antara lain, membimbing bawahan dengan niat baik, membangun kebersamaan dalam penyelesaiannya, serta membangun SDM tanpa merasa terlibat dalam kompetisi, dan memberi apresiasi kepada bawahan.
  • Jangan pernah bertanya kepada negara apa yang negara bisa berikan padamu, tapi tanyakan pada dirimu sendiri apa yang bisa kamu berikan sebagai bakti kepada negeri.
  • Perencanaan yang matang sudah merupakan 50% keberhasilan.
  • Untuk mencapai 1 juta barel oil per day, value exploration sangatlah besar, EOR juga tidak boleh diabaikan dalam peningkatan produksi oil.
  • Masalah egoisme sektoral masih ada. Kalau di ESDM masih terlihat secara nyata, yaitu dapatnya masuk APBN, namun egoisme sektoral juga terasa sulit di luar sektor ESDM, terutama di sektor ekonomi publik.